Senin, 28 Agustus 2017

Misa Latin Tradisional dan Kabar Baik

Hari itu Minggu pagi, 2 Juli 2017. Udara masih dingin dan matahari belum tinggi. Tapi anggota Laurentius Symphony Orchestra, Sonamusica Vocal Ensamble, dan Gregorian, sudah berkumpul di Gereja Kathedral Bandung, siap berangkat menju Gereja Stasi Santo Polikarpus di Grogol, Jakarta. Bis besar telah menanti untuk mengantar mereka.

Setelah berkolaborasi di Gereja HTBSPM Buah Batu Juni lalu, ketiga kelompok musik tersebut siap berkolaborasi kembali dalam sebuah Misa Latin lainnya. Tapi, berbeda dengan sebelumnya, bentuk Misa Latin kali ini adalah Misa Latin Forma Extraordinaria. Bentuk ini umum digunakan sebelum Konsili Vatikan ke dua.

Ada beberapa kebiasaan yang berbeda. Antara lain imam menghadap ke arah yang sama dengan umat dan setiap perempuan wajib mengenakan mantilla (kerudung misa yang terbuat dari brokat atau renda). “Kalau nggak bawa (mantillanya) nanti dikasih di sana,” ujar Ernie Murtidjadja, ibu dari Karen Ong, salah satu pemain biola Laurentius Symphony Orchestra yang turut hadir dalam kesempatan itu.



Demi mengejar misa pukul sebelas siang, sejak pukul enam pagi rombongan ini sudah bertolak ke Jakarta. Untungnya perjalanan cukup lancar sehingga rombongan tiba tepat waktu. Laurentius Symphony Orchestra, Sonamusica Vocal Ensamble, dan Gregorian, diposisikan di balkon gereja yang cukup kondusif. “Akustik gerejanya bagus, sangat mendukung. Suara pantulannya enak,” ujar Quirinus Toto, principal cello di Laurentius Symphony Orchestra.

Di bawah pengabaan Daniel Victor dari Sonamusica, musik lebur dalam kekhidmatan yang agung sekaligus syahdu. 





Hari itu misa dirayakan pada Hari Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabet, saudarinya. Di dalam pertemuan tersebut, Maria dan Elisabet saling bertukar kabar baik dan menguatkan iman. Kabar baik ini pun pada akhirnya bukan hanya milik mereka berdua. Kelahiran putra-putra mereka, Yesus dan Yohanes Pembaptis, juga menjadi kesukaan dan berkat bagi seluruh dunia.

Berkaitan dengan itu, Rev. Pater Philipus Dewantara MSC yang bertugas sebagai imam selebran, mengingatkan umat untuk menjaga sikap dan kata-kata terhadap sesama. Dengan begitu kita dapat menjadi saudara seiman yang menguatkan dan menyampaikan kabar baik dengan cara yang baik pula.

Laurentius Symphony Orchestra, Sonamusica Vocal Ensamble, dan Gregorian berharap, musik yang mereka sampaikan juga menjadi suatu kabar baik. Nyanyian adalah ungkapan spiritual dan untaian doa yang membawa pesan-pesan ilahi.

Ketiga kelompok musik ini pun memelihara ikatan kasih sayang dan persaudaraan agar dapat saling menguatkan dalam melayani, seperti Maria dan Elisabet.

Setelah misa selesai, tim kolaborasi ini kembali pulang ke Bandung. Mereka membawa pulang cerita dan sukacita yang dikemas dalam wujud “kabar baik”, sebagai oleh-oleh untuk orang-orang terkasih di rumah.



Photo credits: Sonny Lamanepa

Dimuat juga di Bulletin Summa edisi September

Tidak ada komentar:

Posting Komentar