Hari itu Minggu pagi, 2 Juli 2017.
Udara masih dingin dan matahari belum tinggi. Tapi anggota Laurentius Symphony
Orchestra, Sonamusica Vocal Ensamble, dan Gregorian, sudah berkumpul di Gereja
Kathedral Bandung, siap berangkat menju Gereja Stasi Santo Polikarpus di
Grogol, Jakarta. Bis besar telah menanti untuk mengantar mereka.
Setelah berkolaborasi di Gereja
HTBSPM Buah Batu Juni lalu, ketiga kelompok musik tersebut siap berkolaborasi
kembali dalam sebuah Misa Latin lainnya. Tapi, berbeda dengan sebelumnya, bentuk
Misa Latin kali ini adalah Misa Latin Forma Extraordinaria. Bentuk ini umum
digunakan sebelum Konsili Vatikan ke dua.
Ada beberapa kebiasaan yang berbeda.
Antara lain imam menghadap ke arah yang sama dengan umat dan setiap perempuan
wajib mengenakan mantilla (kerudung misa yang terbuat dari brokat atau renda).
“Kalau nggak bawa (mantillanya) nanti dikasih di sana,” ujar Ernie Murtidjadja,
ibu dari Karen Ong, salah satu pemain biola Laurentius Symphony Orchestra yang
turut hadir dalam kesempatan itu.
Demi mengejar misa pukul sebelas
siang, sejak pukul enam pagi rombongan ini sudah bertolak ke Jakarta. Untungnya
perjalanan cukup lancar sehingga rombongan tiba tepat waktu. Laurentius
Symphony Orchestra, Sonamusica Vocal Ensamble, dan Gregorian, diposisikan di
balkon gereja yang cukup kondusif. “Akustik gerejanya bagus, sangat mendukung.
Suara pantulannya enak,” ujar Quirinus Toto, principal cello di Laurentius
Symphony Orchestra.
Di bawah pengabaan Daniel Victor dari
Sonamusica, musik lebur dalam kekhidmatan yang agung sekaligus syahdu.
Hari itu misa dirayakan pada Hari
Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabet, saudarinya. Di dalam pertemuan tersebut,
Maria dan Elisabet saling bertukar kabar baik dan menguatkan iman. Kabar baik
ini pun pada akhirnya bukan hanya milik mereka berdua. Kelahiran putra-putra
mereka, Yesus dan Yohanes Pembaptis, juga menjadi kesukaan dan berkat bagi
seluruh dunia.
Berkaitan dengan itu, Rev. Pater
Philipus Dewantara MSC yang bertugas sebagai imam selebran, mengingatkan umat
untuk menjaga sikap dan kata-kata terhadap sesama. Dengan begitu kita dapat
menjadi saudara seiman yang menguatkan dan menyampaikan kabar baik dengan cara
yang baik pula.
Laurentius Symphony Orchestra,
Sonamusica Vocal Ensamble, dan Gregorian berharap, musik yang mereka sampaikan juga
menjadi suatu kabar baik. Nyanyian adalah ungkapan spiritual dan untaian doa
yang membawa pesan-pesan ilahi.
Ketiga kelompok musik ini pun
memelihara ikatan kasih sayang dan persaudaraan agar dapat saling menguatkan
dalam melayani, seperti Maria dan Elisabet.
Setelah misa selesai, tim kolaborasi
ini kembali pulang ke Bandung. Mereka membawa pulang cerita dan sukacita yang
dikemas dalam wujud “kabar baik”, sebagai oleh-oleh untuk orang-orang terkasih
di rumah.
Photo credits: Sonny Lamanepa
Dimuat juga di Bulletin Summa edisi September
Dimuat juga di Bulletin Summa edisi September
Tidak ada komentar:
Posting Komentar