Hari itu, 16 November 2017, malam Jumat. Hujan turun
deras dan langit terlihat sendu. Namun, suasana di Aula Pusdikku TNI AD tetap manis
dan bercahaya. Pasalnya, lagu-lagu John Rutter yang meneduhkan berkumandang di
sana.
John Rutter adalah salah satu komponis
paling penting di Inggris. Beliau membuat musik untuk televisi, membentuk
paduan suara profesional Cambridge Singers, bahkan dipercaya menata musik untuk
Royal Wedding Pangeran William dan
Kate.
Lagu-lagu yang ditulis Rutter penuh
makna dan pujian untuk Sang Pencipta. “Look at The World”—karyanya yang
diangkat sebagai judul konser malam itu—adalah salah satu komposisinya yang
paling indah dan menyentuh.
“John Rutter ini mempunyai komposisi
yang sangat unik. Dimana melodinya sangat singkat, tidak sulit dipelajari,
tetapi menjadi sangat indah ketika John Rutter memainkan berbagai modulasi dan berbagai
macam dinamika,” komentar Albert Harry, pelatih paduan suara Belcanto.
Malam itu, lima paduan suara luar
biasa (Sonamusica Vocal Ensamble, Sonamusica Youth Choir, Belcanto, Paduan
Suara Gita Palma, dan OMK Martinus) dan dua orkestra dari Gereja Santo
Laurentius (Laurentius Symphony Orchestra dan Laurentius Symphony Orchestra
Junior) berkolaborasi menampilkan karya-karya Rutter.
Konser dibuka dengan sajian
menggemaskan dari adik-adik kecil Sonamusica Youth Choir dan Laurentius
Symphony Orchestra (LSO) Junior. Mereka membawakan “All Things Bright and
Beautiful” yang angelic dan “The
Heavenly Aeroplane” yang playful.
Selanjutnya, bersama Ricky Harli
Setiawan pada piano, “Mass of the Children” kembali dibawakan Sonamusica Youth
Choir. Sonamusica Vocal Ensamble, Belcanto, dan OMK Martinus, mengawal
adik-adik ini. Rangkaian komposisi tersebut cukup panjang. Dibutuhkan kesetiaan
dan ketekunan untuk mendengarkan dengan saksama hingga lagu berakhir.
Diiringi Laurentius Symphony
Orchestra (LSO), Ibu Tina Ibrahim, flutist yang juga jemaat aktif gereja Santo
Laurentius, menjadi solis untuk “Prelude and Ostinato from Suite Antique”.
“Prelude” yang syahdu membuka komposisi tersebut, kemudian diikuti oleh
“Ostinato” yang lincah melompat-lompat seperti anak rusa.
Lagu-lagu lain yang dibawakan adalah
“All Bells in Paradise” (Sonamusica dan Breeze Wind Quintet), “The Keel Row”
dan “A Gaelic Blessing” (OMK Martinus dan LSO), “The Peace of God” dan “I Will Sing with The Spirit” (Belcanto, Gita
Palma, dan LSO).
“Lagu terakhirnya bagus banget,”
komentar Ibu Erna Wiriadisastra, umat Gereja Santo Laurentius yang juga hadir
menyaksikan konser malam itu.
Lagu “Look at The World” menjadi
penutup yang sangat manis. Seluruh kolaborator membaur menghaturkan lagu
tersebut bersama-sama.
Paduan suara yang tersebar di samping
kiri, kanan, tengah dan belakang aula, membuat nyanyian tersebut terasa hangat
memeluk ruangan. Syair “Look at The World” yang penuh makna pun jelas terdengar
di telinga.
Look at the world, so
many joys and wonders
So many miracles along
our way
Segala
peristiwa yang teruntai di sepanjang perjalanan hingga konser akhirnya
terlaksana adalah “joys and wonders” dan “miracles along our way”. Setiap butir
begitu berharga dan perlu dihayati dengan rasa syukur yang penuh. Karena
itulah, dengan lantang dan sepenuh hati, seluruh paduan suara memanjatkan doa
ini lewat nyanyian:
Praise to thee o lord
for all creation
Give us thankful hearts
that we may see
All the gifts we share
and every blessing
All things come of
thee
Semoga Tuhan hadir malam itu. Menyambut
doa dan pujian yang dipersembahkan dengan senyum dan wajah penuh kasih yang
bercahaya.
Sundea
Tidak ada komentar:
Posting Komentar